Senin, 14 April 2014

RINGKASAN BAB 1 SOSIOLINGUISTIK
Sosiolinguistik diartikan sebagai sebuah studi terhadap bahasa dalam hubungannya dengan masyarakat. Sejak 1978 soisolinguistk telah menjadi sebuah studi di tingkat universitas dalam bagian” linguistic atau kebahasaan”  dan menjadi sebuah titik bagi peningkatan dalam studi kebahasaan, dalam sudut pandang pengajaran dan penelitian.
Titik puncak dari peningkatan studi sosiolinguistik terjadi pada tahun 1960an and awal 1970an. Sosiolinguistik merupakan sebuah topik yang terdiri dari empiris dan teoritis. Pendekatan “armchair” terhadap sosisolinguistik agaknya cukup produktif, baik itu berdasarkan fakta yang dikumpulkan secara sistematis sebagai bagian dari penelitian ataupun hanya berdasarkan pengalaman pribadi. Dan menjadi sebuah awal dari rancangan analitis, dimana didalamnya terkandung istilah istilah seperti BAHASA ( rangkaian pengetahuan atau peraturan), PEMBICARA, PENDENGAR, TOPIK dan lain lainnya.
Pengalaman pribadi merupakan sumber yang kaya akan informasi tentang bahasa dalam hubungannya dengan masyarakat, namun demikian, cukup jelas kedepannya dimana ada dua alasan pendekatan Armchair akan cukup berbahaya jika di lekatkan hanya pada pengalaman pribadi saja. Yang pertama, kita bisa saja melakukan kesalahan yang cukup serius dalam menginterpresentasikan pengalaman pribadi kita , dikarenakan kita tidak sadar akan besarnya tingkat variasi dalam pembicaran yang kita dengar dan  reaksi terhadapnya dalam kehidupan kita sehari hari, dan yang kedua yaitu pengalaman pribadi sangat terbatas dasarnya untuk mengeneralisasi tentang bahasa dalam masyarakat dikarenakan pengalaman pribadi tidak memperhitungkan masyarakat lain nya, dimana hal hal tersebut tersusun dengan sangat berbeda.
Ketertarikan terhadap sosiolinguistik berkembang secara pesat dikarenakan oleh penelitian empiris yang dilakukan secara sistematis.
Ketertarikan akan sosiolinguitik datang dari para ilmuwan yang mempunyai perhatian terhadap bahasa lebih dari sekedar keinginan untuk mengetahui secara lebih mendalam bagaimana sosiolinguistik tersebut bekerja.
Sosiolinguistik dan Linguistik
Perbedaan antara sosiolinguistik dan linguistic menurut  pemahaman  umum ialah dimana linguistic hanya mendalami struktur bahasa, sedangkan untuk hal diluar itu yang berhubungan dengan social, maka sosiolinguistik berperan disana.
Tugas ahli linguistic dalam pemahaman ini adalah untuk mendalami bagaimana aturan sebuah bahasa itu bekerja dan sosiolinguist berperan dalam mempelajari bagaimana bagian bagian dari aturan sebuah bahasa melakukan kontak dengan masyarakat seperti bagaimana masyarakat mengungkapkan ide yang sama dengan cara yang berbeda berdasarkan kelompok social.
Ada beberapa pihak yang menolak pandangan diatas, menurut mereka, cara bericara adalah sikap social, mempelajari bahasa tanpa merujuk ke masyarakat tersebut sama dengan mempelajari sikap sebuah hubungan pertemanan tanpa menghubungkan sikap satu orang dengan lawannya tersebut.
Sosiolinguistik dan sosiologi bahasa
Sebagaimana kita ketahui bahwa sosiolinguistik adalah sebuah kajian bahasa dalam hubungannya dengan masayarakat, sedangkan kajian masyarakat dalam hubungannya dengan bahasa di sebut sosiologi bahasa.
Perbedaan kedua nya terletak apakah seorang invesitigator tersebut lebih tertarik kepada bahasa atau masyarakatnya, dan juga apakah yang bersangkutan memiliki keahlian lebih di bidang analisa bahasa atau masyarakat.
Terdapat tumpang tindih pemahaman diantara keduanya, dan jika kita coba membaginya maka tidak akan pernah berakhir dan lebih jelas ketimbang yang telah di simpulkan sekarang.
Phenomena Sosiolinguistik
Sebuah Dunia Imajinasi
Seandainya kita melakukan imajinasi mengenai sebuah bahasa dan masyarakatnya. Dimana  masyarakat ini terikat dengan sebuah batasan batasan, yang mana tujuan dari membuat model ini yaitu untuk memberikan garansi dimana tidak ada anggota masyarakat lainnya yang masuk ke dalam komunitas ini,  dan juga masayarakat ini tidak pernah meninggalkan komunitasnya dan juga mengambil bahasa masyarakat lainnya. Mereka mempunyai pengetahuan tentang konstruksi bahasa, kata – kata yang sama, jikapun ada masalah yang muncul bias jadi muncul dari anak yang sedang dalam proses pertumbuhan dimana masih tetap bias dbedakan dengan masyarakat umunya, dan juga kita bisa menjelaskan yang mana yang terjadi pada anak tersebut lebih merujuk ke psychology ketimbang sosiologi, dimana anak tersebut sedang dalam proses pemerolehan bahasa. Akan tetapi ketika para orang tua meninggal semua, maka anak anak yang baru tumbuh, akan ada perbedaan dari bahasa yang di gunakan, maka dapat kita smpulkan bahwa dalam duani imajinasipun perbedaan bahasa itu tetap akan terjadi.
Dengan demikian kita dapat melihat yang mana tidak ada hubungan antara budaya yang di dalilkan masyarakat dengan makna dari sebuah bahasa yang ada dalam masyarakat tersebut.
Dunia nyata namun eksotis
sebuah keunikan terjadi di wilayah Amazon, sebagaimana dijelaskan oleh Sorensen (1971) dan Jackson (1974), dimana setengah dari daerah tersebut adalah wilayah brazil dan stengahnya lagi wilayah kolumbia. Ada sebuah bahasa yang digunakan disana yaitu bahasa Tukano yang kemudian dianggap sebagai bahasa pengubung ( lingua franca).
 Di wilayah ini di diami sekitar 10 000 penduduk dan kebanyakan dari mereka adalah keturunan asli Indian, wilayah ini terbagi atas lebih dari 20 suk, dan terbagi atas 5 “ phratries” ( kelompok suku yang mempunyai hubungan). Ada dua hal yang krusial terjadi disini, yang pertama setiap suku berbicara dengan bahasa yang berbeda yang suku lainnya yang tidak bisa memahami satu sama lainnya, dan untuk membedakan setiap suku tersebut yaitu dengan bahasa yang mereka gunakan. Fakta kedua adalah ke lima Phratries tersebut exogamous( laki laki tidak boleh menikah dengan perempuan dari suku yang sama). Dan perempuan yang dinikahi harus berbicara bahasa suaminya.
Fakta yang ketiga, pernikahan adalah patrilocal ( istri harus tinggal di tempat suami) dan juga harus menggunakan bahasa suami dalam berkomunikasi dengan anak anak mereka. Konsekuensi linguistic dari fenomena ini adalah si istri tidak mengajarkan bahasa nya akan tetapi bahasa suaminya.
Jadi ada semacam pertanyaan yang muncul akan hubungan bahasa dengan masyarakat seperti ini.
Siapa penutur asli bahasa tersebut dan bagaimana bahasa digunakan dalam interaksi social, contoh nya ketika seseorang melakukan perjalanan atau ketika mereka bertamu ke suku yang lainnya.
Dunia nyata dan akrab dengan kita
Penyesuaian dan individualisme
Dalam bab ini dijelaskan bahwa dalam sebuah masyarakat, sosoiologi dan sosiolinguistik adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan dalam segala aktivitas yang dilakukannya, jika salah satu hal tersebut dikesampingkan maka kita akan kehilangan jati dirinya ketika melakukan komunikasi dan tindak tanduk lainnya.
Komunikasi individu sangatlah penting dalam konsep sosiolinguistik, tanpa kita ketahui  sejauh mana individu tersebut berkomunikasi dan berinteraksi, maka kita tidak akan mampu memahami sikap dari individu tersebut.
Salah satu hal penting lainnya mengapa perlu adanya focus individu dalam hal sosisolinguistik yaitu kita bisa memastikan bahwa tidak ada dua individu yang bahasanya sama, karena keduanya mendapatkan pengalaman yang berbeda terhadap bahasa. Perbedaan tersebut bisa saja dalam hal kecil.
Keunikan masa lalu sosiolinguistik dari setiap orang itu bukanlah  satu satunya asal dari perbedaan yang ada. Model tertentu yang dia bangun akan menggambarkan pengalaman pribadi dia, orang dengan latar belakang sosiolinguistik yang berbeda akan cenderung untuk membangun sebuah model yang berbeda sesuai dengan latar belakangnya namun relevan terhadap bahasa dan masyarakat di sekitarnya.
Manusia bukanya sebuah model otomatis yang pengalaman lampaunya akan terefleksi secara menyeluruh, akan tetapi manusia mempunyai filter yang menyaring pengalaman baru melalui model yang telah ada dalam dirinya. Dalam melakukan komunikasi dengan kelompok lainnya, seseorang tersebut cenderung melakukan cara komunikasi yang mewakili salah satu kelopok masyarakat, atau disebut Act of Identity.
Perkembangan Sosiolinguistik pada Anak
Dalam bab ini dijelaskan tentang keunikan perkembangan tata bahasa, sejumlah generalisasi di lakukan dalam tahapan tahapan oleh anak anak  dalam perkembangan sosiolinguistk.
Dalam hal generalisasi linguistic model, anak anak mengikuti pola pola tertentu. Pertama orang tua, kawan sejawat dan kemudian orang dewasa.
William Labov mengatakan bahwa pola yang di ikuti oleh anak anak adalah : orang tuanya menjadi model hingga mereka berumur 3 atau 4 tahun, setelahnya kawan sejawat akan menggantikan model yang dia ikuti hingga dia berumur sekitar 13 tahun, dan setelahnya dia akan mencoba mencari model dari orang dewasa.
Ada satu fenomena menarik sebagaimana di jelaskan oleh (Hocket 1950), yang disebut Age Grading ( Tingkatan Umur), dimana ditemukan di banyak masyarakat, bentuk bentuk linguistic yang digunakan oleh anak anak dalam lingkungan kawan kawannya dan diteruskan ke generasi anak anak lainnya namun tidak digunakan oleh orang dewasa.
Kebanyakan dari kita belajar budaya kebahasaan seperti nyanyian anak anak, puisi, lagu dan lainnya yang mungkin telah kita lupakan sekarang dan tidak kita digunakan di masa remaja kita. Akan tetapi sebagian ahli menegaskan bahwa yang terjadi tersebut menjadi dasar orientasi anak anak yang kemudian menjadi dasar bagi bahasa remaja, walaupun kemudian tidak digunakan lagi oleh mereka.
Gambaran diatas hanya merujuk ke model dimana anak tersebut mengadopsi bahasa secara normal, namun pada saat yang sama dia membangun multi dimensi model dari dia sendiri, yang menyeseuaikan kedalam semua jenis bahasa yang berbeda, termasuk pengalaman bahasa sebagaimana di gunakan orang tuanya, walaupun dia tidak menggunakan bahasa tersebut oleh dia sendiri.Sumber penting lainnya yang sangat berpengaruh pada saat ini adalah media massa, khususnya televisi
Dari semua hal diatas dapat disimpulkan bahwa ad. Hunungan yang sangat besar antara bahasa dan masyarakat














Tidak ada komentar:

Posting Komentar