RINGKASAN
BAB 1 SOSIOLINGUISTIK
Sosiolinguistik
diartikan sebagai sebuah studi terhadap bahasa dalam hubungannya dengan
masyarakat. Sejak 1978 soisolinguistk telah menjadi sebuah studi di tingkat
universitas dalam bagian” linguistic atau kebahasaan” dan menjadi sebuah titik bagi peningkatan
dalam studi kebahasaan, dalam sudut pandang pengajaran dan penelitian.
Titik
puncak dari peningkatan studi sosiolinguistik terjadi pada tahun 1960an and
awal 1970an. Sosiolinguistik merupakan sebuah topik yang terdiri dari empiris
dan teoritis. Pendekatan “armchair” terhadap sosisolinguistik agaknya cukup
produktif, baik itu berdasarkan fakta yang dikumpulkan secara sistematis
sebagai bagian dari penelitian ataupun hanya berdasarkan pengalaman pribadi.
Dan menjadi sebuah awal dari rancangan analitis, dimana didalamnya terkandung
istilah istilah seperti BAHASA ( rangkaian pengetahuan atau peraturan),
PEMBICARA, PENDENGAR, TOPIK dan lain lainnya.
Pengalaman
pribadi merupakan sumber yang kaya akan informasi tentang bahasa dalam
hubungannya dengan masyarakat, namun demikian, cukup jelas kedepannya dimana ada
dua alasan pendekatan Armchair akan cukup berbahaya jika di lekatkan hanya pada
pengalaman pribadi saja. Yang pertama, kita bisa saja melakukan kesalahan yang
cukup serius dalam menginterpresentasikan pengalaman pribadi kita , dikarenakan
kita tidak sadar akan besarnya tingkat variasi dalam pembicaran yang kita
dengar dan reaksi terhadapnya dalam
kehidupan kita sehari hari, dan yang kedua yaitu pengalaman pribadi sangat terbatas
dasarnya untuk mengeneralisasi tentang bahasa dalam masyarakat dikarenakan
pengalaman pribadi tidak memperhitungkan masyarakat lain nya, dimana hal hal
tersebut tersusun dengan sangat berbeda.
Ketertarikan
terhadap sosiolinguistik berkembang secara pesat dikarenakan oleh penelitian
empiris yang dilakukan secara sistematis.
Ketertarikan
akan sosiolinguitik datang dari para ilmuwan yang mempunyai perhatian terhadap
bahasa lebih dari sekedar keinginan untuk mengetahui secara lebih mendalam
bagaimana sosiolinguistik tersebut bekerja.
Sosiolinguistik
dan Linguistik
Perbedaan
antara sosiolinguistik dan linguistic menurut
pemahaman umum ialah dimana
linguistic hanya mendalami struktur bahasa, sedangkan untuk hal diluar itu yang
berhubungan dengan social, maka sosiolinguistik berperan disana.
Tugas
ahli linguistic dalam pemahaman ini adalah untuk mendalami bagaimana aturan
sebuah bahasa itu bekerja dan sosiolinguist berperan dalam mempelajari
bagaimana bagian bagian dari aturan sebuah bahasa melakukan kontak dengan
masyarakat seperti bagaimana masyarakat mengungkapkan ide yang sama dengan cara
yang berbeda berdasarkan kelompok social.
Ada
beberapa pihak yang menolak pandangan diatas, menurut mereka, cara bericara
adalah sikap social, mempelajari bahasa tanpa merujuk ke masyarakat tersebut
sama dengan mempelajari sikap sebuah hubungan pertemanan tanpa menghubungkan
sikap satu orang dengan lawannya tersebut.
Sosiolinguistik
dan sosiologi bahasa
Sebagaimana
kita ketahui bahwa sosiolinguistik adalah sebuah kajian bahasa dalam
hubungannya dengan masayarakat, sedangkan kajian masyarakat dalam hubungannya
dengan bahasa di sebut sosiologi bahasa.
Perbedaan
kedua nya terletak apakah seorang invesitigator tersebut lebih tertarik kepada
bahasa atau masyarakatnya, dan juga apakah yang bersangkutan memiliki keahlian
lebih di bidang analisa bahasa atau masyarakat.
Terdapat
tumpang tindih pemahaman diantara keduanya, dan jika kita coba membaginya maka
tidak akan pernah berakhir dan lebih jelas ketimbang yang telah di simpulkan
sekarang.
Phenomena
Sosiolinguistik
Sebuah
Dunia Imajinasi
Seandainya
kita melakukan imajinasi mengenai sebuah bahasa dan masyarakatnya. Dimana masyarakat ini terikat dengan sebuah batasan
batasan, yang mana tujuan dari membuat model ini yaitu untuk memberikan garansi
dimana tidak ada anggota masyarakat lainnya yang masuk ke dalam komunitas
ini, dan juga masayarakat ini tidak
pernah meninggalkan komunitasnya dan juga mengambil bahasa masyarakat lainnya.
Mereka mempunyai pengetahuan tentang konstruksi bahasa, kata – kata yang sama,
jikapun ada masalah yang muncul bias jadi muncul dari anak yang sedang dalam
proses pertumbuhan dimana masih tetap bias dbedakan dengan masyarakat umunya,
dan juga kita bisa menjelaskan yang mana yang terjadi pada anak tersebut lebih
merujuk ke psychology ketimbang sosiologi, dimana anak tersebut sedang dalam
proses pemerolehan bahasa. Akan tetapi ketika para orang tua meninggal semua,
maka anak anak yang baru tumbuh, akan ada perbedaan dari bahasa yang di
gunakan, maka dapat kita smpulkan bahwa dalam duani imajinasipun perbedaan
bahasa itu tetap akan terjadi.
Dengan
demikian kita dapat melihat yang mana tidak ada hubungan antara budaya yang di
dalilkan masyarakat dengan makna dari sebuah bahasa yang ada dalam masyarakat
tersebut.
Dunia
nyata namun eksotis
sebuah
keunikan terjadi di wilayah Amazon, sebagaimana dijelaskan oleh Sorensen (1971)
dan Jackson (1974), dimana setengah dari daerah tersebut adalah wilayah brazil
dan stengahnya lagi wilayah kolumbia. Ada sebuah bahasa yang digunakan disana
yaitu bahasa Tukano yang kemudian dianggap sebagai bahasa pengubung ( lingua
franca).
Di wilayah ini di diami sekitar 10 000
penduduk dan kebanyakan dari mereka adalah keturunan asli Indian, wilayah ini
terbagi atas lebih dari 20 suk, dan terbagi atas 5 “ phratries” ( kelompok suku
yang mempunyai hubungan). Ada dua hal yang krusial terjadi disini, yang pertama
setiap suku berbicara dengan bahasa yang berbeda yang suku lainnya yang tidak
bisa memahami satu sama lainnya, dan untuk membedakan setiap suku tersebut yaitu
dengan bahasa yang mereka gunakan. Fakta kedua adalah ke lima Phratries
tersebut exogamous( laki laki tidak boleh menikah dengan perempuan dari suku
yang sama). Dan perempuan yang dinikahi harus berbicara bahasa suaminya.
Fakta
yang ketiga, pernikahan adalah patrilocal ( istri harus tinggal di tempat
suami) dan juga harus menggunakan bahasa suami dalam berkomunikasi dengan anak
anak mereka. Konsekuensi linguistic dari fenomena ini adalah si istri tidak
mengajarkan bahasa nya akan tetapi bahasa suaminya.
Jadi
ada semacam pertanyaan yang muncul akan hubungan bahasa dengan masyarakat
seperti ini.
Siapa
penutur asli bahasa tersebut dan bagaimana bahasa digunakan dalam interaksi
social, contoh nya ketika seseorang melakukan perjalanan atau ketika mereka
bertamu ke suku yang lainnya.
Dunia nyata dan akrab dengan kita
Penyesuaian
dan individualisme
Dalam
bab ini dijelaskan bahwa dalam sebuah masyarakat, sosoiologi dan
sosiolinguistik adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan dalam segala aktivitas
yang dilakukannya, jika salah satu hal tersebut dikesampingkan maka kita akan
kehilangan jati dirinya ketika melakukan komunikasi dan tindak tanduk lainnya.
Komunikasi
individu sangatlah penting dalam konsep sosiolinguistik, tanpa kita ketahui sejauh mana individu tersebut berkomunikasi
dan berinteraksi, maka kita tidak akan mampu memahami sikap dari individu
tersebut.
Salah
satu hal penting lainnya mengapa perlu adanya focus individu dalam hal
sosisolinguistik yaitu kita bisa memastikan bahwa tidak ada dua individu yang
bahasanya sama, karena keduanya mendapatkan pengalaman yang berbeda terhadap
bahasa. Perbedaan tersebut bisa saja dalam hal kecil.
Keunikan
masa lalu sosiolinguistik dari setiap orang itu bukanlah satu satunya asal dari perbedaan yang ada.
Model tertentu yang dia bangun akan menggambarkan pengalaman pribadi dia, orang
dengan latar belakang sosiolinguistik yang berbeda akan cenderung untuk membangun
sebuah model yang berbeda sesuai dengan latar belakangnya namun relevan
terhadap bahasa dan masyarakat di sekitarnya.
Manusia
bukanya sebuah model otomatis yang pengalaman lampaunya akan terefleksi secara
menyeluruh, akan tetapi manusia mempunyai filter
yang menyaring pengalaman baru melalui model yang telah ada dalam dirinya.
Dalam melakukan komunikasi dengan kelompok lainnya, seseorang tersebut
cenderung melakukan cara komunikasi yang mewakili salah satu kelopok
masyarakat, atau disebut Act of Identity.
Perkembangan
Sosiolinguistik pada Anak
Dalam
bab ini dijelaskan tentang keunikan perkembangan tata bahasa, sejumlah
generalisasi di lakukan dalam tahapan tahapan oleh anak anak dalam perkembangan sosiolinguistk.
Dalam
hal generalisasi linguistic model, anak anak mengikuti pola pola tertentu.
Pertama orang tua, kawan sejawat dan kemudian orang dewasa.
William
Labov mengatakan bahwa pola yang di ikuti oleh anak anak adalah : orang tuanya
menjadi model hingga mereka berumur 3 atau 4 tahun, setelahnya kawan sejawat
akan menggantikan model yang dia ikuti hingga dia berumur sekitar 13 tahun, dan
setelahnya dia akan mencoba mencari model dari orang dewasa.
Ada
satu fenomena menarik sebagaimana di jelaskan oleh (Hocket 1950), yang disebut
Age Grading ( Tingkatan Umur), dimana ditemukan di banyak masyarakat, bentuk
bentuk linguistic yang digunakan oleh anak anak dalam lingkungan kawan kawannya
dan diteruskan ke generasi anak anak lainnya namun tidak digunakan oleh orang
dewasa.
Kebanyakan
dari kita belajar budaya kebahasaan seperti nyanyian anak anak, puisi, lagu dan
lainnya yang mungkin telah kita lupakan sekarang dan tidak kita digunakan di
masa remaja kita. Akan tetapi sebagian ahli menegaskan bahwa yang terjadi
tersebut menjadi dasar orientasi anak anak yang kemudian menjadi dasar bagi
bahasa remaja, walaupun kemudian tidak digunakan lagi oleh mereka.
Gambaran
diatas hanya merujuk ke model dimana anak tersebut mengadopsi bahasa secara
normal, namun pada saat yang sama dia membangun multi dimensi model dari dia
sendiri, yang menyeseuaikan kedalam semua jenis bahasa yang berbeda, termasuk
pengalaman bahasa sebagaimana di gunakan orang tuanya, walaupun dia tidak
menggunakan bahasa tersebut oleh dia sendiri.Sumber penting lainnya yang sangat
berpengaruh pada saat ini adalah media massa, khususnya televisi
Dari
semua hal diatas dapat disimpulkan bahwa ad. Hunungan yang sangat besar antara
bahasa dan masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar